21 Agustus 2013
Hari ini hari ketiga di
Asrama setelah liburan lebaran. Entah mengapa, setiap melihat menu makanan di
asrama selalu terngiang kata-kata ibu. Setiap adek-adek saya pulang ke rumah
untuk liburan, ibu selalu menyediakan makanan yang enak-enak. Ayah juga sering
mengajak kami untuk makan di luar. Dulu saya berpikir bahwa itu karena ingin
membuat senang adek-adek karena di pondok jarang makan enak,hoho. Sebenarnya
kami yang dirumah pun jarang makan diluar, makanan di rumah juga sederhana tapi
tetaplah enak :)
Apalagi tahun ini dirumah
tinggal si kecil. Saya pembinaan di Bogor, adek saya yang pertama dan kedua di
pondok. Alhasil rumah jadi tambah krik krik krik. Saya sudah menduga jika nanti
saya pulang, pasti keluarga saya akan berfoya-foya. Dan benar saja, masakan ibu
sangat wah setiap harinya, belum lagi ditambah ”jajan” di luar (makanan berat
juga sih sebenarnya,hehe). Padahal formasi tahun ini tidak lengkap, adek saya
yang kedua harus bermukim dipondok karena sudah kelas 5 (setara dengan kelas 2
SMA). Saya sempat komplain ke ibu “Bu, sudahlah, makanannya yang wajar aja,
yang biasa ibu dan ayah makan, ini menghabiskan uang.” Seketika itu ibu
langsung menjawab, “Gapapalah, yang penting kita bisa makan enak bareng-bareng.
Kalaupun nanti uang ibu masih ada dan makan enak tetap aja rasanya ga enak
karena ga bisa ngerasain makanan itu bareng-bareng kalian.”
Nyeesss...terdiam..dan tentu saja membuat mata berkaca-kaca.
Ah, ibu...sekarang aku
paham mengapa engkau selalu berbuat seperti itu. Ya, terkadang kita salah
mengartikan keinginan ibu yang sederhana. Melihat kami tertawa bersama, melihat
kami menghabiskan masakannya, melihat kami berebut mengambil hidangannya. Ia
hanya ingin melihat hal-hal yang sangat ia rindukan, ia tidak pernah memikirkan
apa yang akan mereka makan setelah kami pergi satu per satu. Hanya sederhana,
tapi kita tak pernah memahaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar