Well, 23 tahun sudah
(logat saya sudah mulai berubah,hoho). Banyak yang tidak ikhlas kalau saya
(masih) 23 tahun. “Akhirnya ya Nis, kamu menyusul aku sama Mar’ah, 25 tahun”,
suara dari seberang, Sumbawa Barat. Pasalnya, mereka juga baru milad beberapa
hari yang lalu. “What? Tolong yah kak,,aku masih 23!”, sergapku. “Ihiirrr..yang
menyamakan kedudukan.. 23!” SMS dari team leader. “Apa loe kate..tolong yah
ente udah mau 24”, kataku sewot, hehe . “Kamu kok masih muda bangetzz, hiks
hiks” pesan WA dari salah seorang anggota geng Puskom. Dan lain sebagainya.
Kenapa saya membuat
tulisan ini? Kenapa kenapa kenapa. Karena saya benar-benar merasa bueeedaa
dengan saya yang dulu (Ya iyalah, sekarang tambah kurus dan eksotis). Eh, bukan
soal fisik,, tapi soal loncatan-loncatan hidup. Satu per satu mimpi ada dalam
genggaman, hidup diperantauan, lebih bermanfaat, udah bebas finansial dari
orang tua, hafalan bertambah, ibadah bertambah, dan loncatan-loncatan lain yang
tidak dapat disebutkan disini. Mungkin bagi sebagian orang, itu menjadi hal
yang biasa atau bahkan itu menjadi sesuatu yang terlambat di usia 23 tahun.
Tapi, tidak ada yang terlambat untuk menjadi lebih baik bukan? Yang terpenting
ridho Allah adalah tujuannya. Apapun dikatakan orang, istiqomah berubah harus
tetap dilakukan.
Allah, terima kasih atas segala pengalaman
hidup yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Manis, asam, asin, pahit, pedas.
Putih, biru, pink, hitam, hijau, merah, abu-abu dan akhirnya putih lagi.
Pelajaran yang sangat berharga untuk di sisa-sisa umurku nanti. Semoga Engkau
selalu menjagaku, memberkahi setiap langkahku dan segera mempertemukanku dengan
seseorang yang membantu menyemangatiku untuk membayar hutangku kepada Mu
(eeeaaa).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar