Rabu, 15 Januari 2014

Buku : Investasi Masa Depan



Buku menjadi tolak ukur dari kemajuan sebuah bangsa. Jika ketersediaan buku semakin banyak maka peradaban sebuah bangsa akan semakin maju pula. Tetapi permasalahannya adalah apakah buku yang banyak itu dibaca? Seberapa banyak buku yang sudah diaplikasikan? Sejauh mana pengaplikasiannya? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu selalu terngiang di kepala ketika kita melihat carut-marut permasalahan bangsa saat ini.
Indonesia sebagai negara berkembang masih berusaha meningkatkan minat baca di masyarakat dengan diiringi pertumbuhan industri perbukuan. Akan tetapi, buku-buku yang telah diterbitkan masih belum mencukupi dan tidak seimbang dengan jumlah pembacanya. Setiap tahunnya produksi buku di Indonesia sekitar 3.500 judul, sedangkan jumlah penduduk di Indonesia sekitar 210 juta jiwa. Masih sangat jauh dari angka yang diharapkan. Disisi yang lain, industri perbukuan memiliki permasalahan yang menimbulkan efek domino. Sistem pemasaran buku melibatkan tiga hal yaitu penerbit, distributor dan toko buku itu sendiri. Ketiga hal ini telah menciptkana perputaran yang berakibat apada bertambanhnya nilai jual buku, yang kemudian dirasakan mahal oleh konsumen dan akhirnya membuat konsumen berpikir berulang-ulang untuk membeli sebuah buku.
Tak jarang masyarakat di Indonesia lebih memilih untuk mencari buku gratis dengan cara mendownload e-booknya (jika tersedia) atau mengcopy buku. Peminat buku yang dicetak semakin turun, dan peminat buku yang tidak dicetak (soft file) justru semakin meningkat. Mereka lebih memilih untuk mendownload karena file atau materi yang diambil tidak mengeluarkan uang dan materi dapat didapat dimana dan kapan saja. Hal ini merupakan tamparan yang cukup keras bagi industri perbukuan. Oleh karena itu, perlu adanya kontribusi langsung maupun tak langsung guna mendukung perkembangan industri perbukuan tersebut.
Kontribusi yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan membiasakan diri untuk memiliki buku yang telah di cetak. Bagaimanapun juga, buku adalah investasi masa depan. Semakin banyak buku yang kita punya, maka semakin banyak pula investasi yang sudah kita tanam untuk hari esok. Buku yang kita punya dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya untuk menghadapi tantangan masa depan. Kalaupun sudah mempunyai kebiasaan mendownload, maka harus berusaha untuk menabung sehingga dapat membeli buku versi cetaknya. Selain itu, dengan membeli buku tersebut merupakan wujud apresiasi kita terhadap sebuah karya. Tidak semua orang dapat menghasilkan buku yang dapat dinikmati banyak orang. Masih banyak yang belum bisa mengeluarkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu perlu adanya penghargaan dan terima kasih kita atas penyebaran ilmu yang telah dilakukan dengan membeli karyanya.
Penghargaan terhadap sebuah karya dapat juga dilakukan dengan cara sederhana yaitu memberi hadiah kepada teman-teman kita dengan sebuah buku. Selain dapat berkontribusi terhadap industri perbukuan karena meningkatkan penjualan buku, hal ini akan dapat meningkatkan minat baca buku. Semakin banyak orang yang membaca buku dan memberinya kepada orang lain maka semakin banyak pula ilmu yang tersebar, semakin banyak kebermanfaatan yang dapat diberikan kepada orang lain.
Menumbuhkan minta baca tidak hanya dengan menyuruh orang lain untuk membaca banyak buku, akan tetapi juga dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas adanya buku itu sendiri. Disetiap daerah di Indonesia pasti ada perpustakaan daerah. Akan tetapi kemudahan akses dan kenyamanannya masih kurang. Masih banyak masyarakat yang kurang memanfaatkan perpustakaan daerah, karena lokasinya jauh dan prosedur administrasi yang lebih ribet jika dibandingkan dengan peminjaman buku di sekolah atau kampus. Akan tetapi, banyak diantara pemuda Indonesia yang belajar merawat negerinya dengan melakukan langkah kecil di sekitar tempat tinggalnya dengan membangun taman baca bagi warga sekitar.
Selama ini taman baca dianggap menjadi solusi efektif dalam menanamkan budaya baca sejak dini. Dengan berbagai variasi program yang ditawarkan oleh taman baca diharapkan mampu membuat masyarakat merasa ketagihan untuk membaca buku. Sayangnya, pembangunan taman baca masih kurang banyak. Masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki taman baca. Disisi yang lain, cukup miris jika disekitar sekolah dan kampus dipenuhi dengan tempat penyewaan komik dan novel tetapi buku yang berkualitas masih kurang. Oleh karena itu, mahasiswa SGI harus memberikan sumbangsihnya dalam hal tersebut. Hal ini dapat dilakukan dimulai dengan daerah terdekatnya, yaitu kosnya dan rumahnya.
 Sumbangsih yang dapat diberikan dari kaum terpelajar seperti pelajar, dosen dan mahasiswa untuk membangun industri perbukuan adalah membiasakan menulis dan mencoba mengirimkannya ke penerbit. Seharusnya, ilmu yang semakin banyak, semakin banyak pula tulisan yang dapat dihasilkan. Akan tetapi, budaya menulis di Indonesia juga masih kurang. Bagaimana bisa menulis jika budaya membaca masih kurang. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran masing-masing diri untuk terus mengupgrade diri dalam hal membaca dan menulis, sehingga akan ada banyak karya yang dapat dipersembahkan untuk Indonesia. Membangun Indonesia dengan membaca, merawat Indonesia dengan menulis dan membina Indonesia dengan aksi nyata. 

Bogor, 23 Juli 2013
                                               

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar